Senin, 24 Desember 2007

TANYA JAWAB CITA-CITA

Diasuh oleh Dream Motivator, yaitu Kak AJI DS (Ir. Yudistira S. A. Soedarsono), penulis buku Leadership Metamorfosis® (2004), DreamSMART™ for Teens (2006), dan DreamSMARTfor Parents (2007).
Bagi yang ingin berkonsultasi tentang Cita-cita dapat mengirim SMS ke 0816-90 45 84.
Tanya-Jawab pada Blog ini insyaALLAH akan di update seminggu sekali.
DreamSMART™ juga mengadakan Workshop dan Training bagi remaja dalam bidang Kepemimpinan dan Cita-cita, serta Seminar/Talk Show bagi para Remaja, Orang-tua dan para Guru.
===================
KASUS 8:
Pada minggu ini, saya akan memperkenalkan kamu dengan salah seorang klien saya yang juga LUAR BIASA. Dia seorang wanita. Saat tulisan ini dibuat, dia sedang duduk di kelas 9 di salah satu SMP Negeri Favorit yang berada di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dia adalah gadis manis yang berkerudung. Namanya ANISAH, biasa dipanggil NISA.

NISA punya banyak hobi, tapi yang paling menonjol mungkin hobi MAIN GAME. Pokoknya game apa aja deh. Dari game PS, di Komputer, sampai game yang sederhana, main Kartu Remi. Seperti lazimnya para GAMER, dia selalu ingin menang. Kalau misalnya dia punya gelagat akan kalah, biasanya dia akan mulai merajuk. Contohnya, kalau sedang main Monopoli ala DISNEY, ketika semua lawannya telah punya beberapa rumah, sementara dia belum punya, maka dia akan mulai merajuk, dan mulai asal-asalan dalam bermain. Tapi, jika kejadiannya sebaliknya, saat dia menguasai kotak-kotak properti yang ada dan punya rumah serta hotel, maka dia akan sangat bersemangat “45,”girang bukan alang-kepalang, sambil tertawa-ria.

Hobi yang kedua, yang juga istimewa, adalah soal musik. Dia sangat menyukai musik pop, baik yang dari dalam negeri maupun yang dari luar negeri. Di dalam Handphone miliknya, ada beberapa lagu favoritnya. Ketika sedang mendengarkan lagu, dia akan turut bernyanyi sambil menggerak-gerakkan kepalanya. Dia sangat hafal lirik-lirik lagu yang dimainkan. PITCH CONTROLnya juga bagus lho.

Hobi yang ketiga, sangat berkaitan dengan musik dan seni, yaitu membaca majalah atau tabloid SELEBRITIS. Sangat mudah baginya untuk menghafalkan nama artis musik atau film khususnya dari luar negeri, termasuk gosip-gosip yang lagi SIIIP. Pokoknya, kalau kamu ajak dia untuk ngobrol tentang SELEB dari luar, pasti nyambung bgt.

Hobi yang ke-empat NISA, adalah TEBAK-TEBAKAN. Dari pada harus menghafalkan rumus matematika atau fisika yang sering bikin pusing, NISA lebih bersemangat untuk menghafalkan sebuah tebak-tebakan yang baru baginya, yang nantinya akan dia “mainkan” di hadapan teman-teman yang belum tahu tentang tebakan tersebut.

Ketika saya tanyakan tentang CITA-CITANYA, pada awalnya dia sendiri tidak mengerti mau jadi apa. Dia masih bingung.

Saya mempunyai pandangan bahwa dia akan sangat berhasil untuk menjadi PENYIAR RADIO, dan saya sangat yakin, kalau sungguh-sungguh dia akan jadi HEBAT. Bukan mustahil setelah di Radio, someday, bisa juga dia “naik kelas” jadi penyiar TV yang juga HEBAT. Karena, di samping hobi-hobi yang telah saya sebutkan di atas, adalagi yang istimewa, NISA sangat pandai MENIMPALI apapun komentar orang lain. Dia sangat cepat-tanggap dalam hal itu. Selain itu bahasa Inggrisnya juga hebat, pokoknya syarat jadi PENYIAR telah komplit.

Masalahnya, dia TIDAK BERANI untuk “berbagi” cita-citanya dengan kedua orang-tuanya. NISA hanya sering berkata,”..Kalo aku bilang begitu ke Mama-ku, pasti deh nggak boleh..”

Sebenarnya, NISA adalah gadis yang lebih dekat dengan Ayahnya. Tapi, karena ayahnya sekarang sedang berdinas di Cirebon, jadinya tidaklah dapat sering ber-curhat. Seandainya NISA sesekali mengajak Ayahnya ngobrol sedikit tentang CITA-CITAnya, dan dapat meyakinkan Ayahnya bahwa ITU-lah yang ingin dia capai dalam hidupnya, mungkin Ayahnya dapat berdiskusi dengan MAMA-nya, dan bukan tidak mungkin juga akan setuju dengan CITA-CITA NISA.

Nah, karena sekarang NISA telah duduk di kelas 9 (tahun 2008 dia akan lulus SMP), dia mulai mencari banyak info tentang SMU yang akan dia tuju. Ada beberapa SMU negeri yang mungkin menjadi alternatif pilihannya, tapi ada juga SMU swasta yang menarik perhatiannya. Namun, yang sering saya sarankan kepadanya,”.. Pilihlah SMU yang sesuai dengan jalur CITA-CITA-mu..”

Seandainya ada SMU yang telah mempunyai fasilitas Radio Sekolah, mungkin itulah yang paling baik baginya, sehingga sambil “belajar formal” juga dapat “belajar ilmu hidup” yang sesuai dengan CITA-CITA. Sebenarnya, untuk menjadi penyiar tidak harus lulus SMU dulu, karena yang paling penting adalah wawasan yang luas, jadi asalkan udah ada KTP, ya udah boleh ngelamar jadi asisten penyiar dulu deh. Istilahnya kerennya jadi CO-HOST gitu loch. Jadi kerjaan part-time aja dulu.

Satu hal yang saya yakini, kalau NISA bersungguh-sungguh, dia akan jadi HEBAT dalam bidang yang dia minati. InsyaALLAH. Amiin.

Rabu, 05 Desember 2007

TANYA JAWAB CITA-CITA

Diasuh oleh Dream Motivator, yaitu Kak AJI DS (Ir. Yudistira S. A. Soedarsono), penulis buku Leadership Metamorfosis® (2004), DreamSMART for Teens (2006), dan sedang menyiapkan penerbitan buku DreamSMART™ for Parents (insyaALLAH terbit Desember 2007).
Bagi yang ingin berkonsultasi tentang Cita-cita dapat mengirim SMS ke 0816-90 45 84.
Tanya-Jawab pada Blog ini insyaALLAH akan di update seminggu sekali.
DreamSMART juga mengadakan Workshop dan Training bagi remaja dalam bidang Kepemimpinan dan Cita-cita, serta Seminar/Talk Show bagi para Remaja, Orang-tua dan para Guru.
===================

KASUS 7:

Dalam kasus ke-7 ini, apa yang saya kemukakan bukanlah sebuah tanya-jawab, namun sebuah kasus yang sangat menarik dan unik tentang perjalanan seseorang yang ingin menggapai cita-citanya.

Saya mengenal Ryan kira-kira dua tahun lalu. Waktu itu dia duduk di kelas 11 di sebuah sekolah swasta di Jakarta Selatan. Ia mengambil jurusan IPA.

Ketika pertama kali berjumpa, saya langsung menanyakan apa cita-citanya. Waktu itu belum ada jawaban yang tegas dari Ryan. Ketika saya berdiskusi dengan ibundanya, saya mengetahui bahwa dia adalah seorang anak tunggal dengan ayah seorang dokter yang dari keluarga dokter. Maksud saya, banyak dari saudara ayahnya yang menjadi dokter. Ibundanya adalah seorang ekonom yang saat itu hingga kini lebih banyak bergerak di bidang sosial kemasyarakatan.

Pada dasarnya, dari kedua orang tuanya tidak ada pemaksaan Ryan harus menjadi apa. Namun, ada pihak lain yaitu dari keluarga besarnya yang ada kecondongan untuk mengajaknya mengikuti jejak sebagian besar keluarga ayahnya, yaitu agar menjadi dokter. Namun, untuk yang satu ini dia samasekali tidak tertarik.

Kalau dilihat dari nilai pelajaran, hampir dapat dikatakan bahwa dia sangat baik dalam hal-hal yang terkait dengan IPA. Boleh dibilang nilai pelajaran IPAnya: Matematika, Fisika, Biologi dan Kimia semua di atas angka 8. Bahkan sempat, nilai rata-rata Kimianya di atas angka 9. Nilai Bahasa Inggrisnya juga baik, 8, juga bahasa Indonesia. Kalau dilihat dari hobinya, akan nampak ketertarikannya pada hal-hal yang cukup luas. Sejak SMP, ternyata dia sangat menyukai Bahasa Jepang hingga sekarang, bahkan sempat liburan dan melakukan homestay di Jepang. Dalam hal olah-raga dia sangat menyukai Capoeira, dan memang sungguh sangat menyukainya. Dia selalu memakai ikat pinggang tali khas seperti layaknya akan berlatih Capoeira.

Jadi, kira-kira dia ingin menjadi apa?

Kira-kira bulan Maret-April 2007, saat dia telah duduk di kelas 12, dan harus melakukan pemilihan jurusan-jurusan yang akan dia ambil untuk kuliah, sepertinya masih ada sedikit keraguan dalam memilih. Namun demikian, dia sempat mengikuti ujian saringan untuk program internasional di FEUI, dan akhirnya sempat diterima. Namun, yang sempat membuat ibundanya bingung dan panik, ternyata pada saat-saat akhir pendaftaran ulang, dia tidak mau untuk melakukan registrasi. Juga dia sempat diterima di MIPA ITB, namun itupun tidak jadi diambilnya.

Ada satu hal yang menarik darinya. Ibundanya bercerita bahwa Ryan pernah dengan sukarela membantu temannya yang ketinggalan pelajaran dan bertindak sebagai mentor. Bahkan, ketika ditanya oleh ibundanya,”Terus, kamu belajarnya kapan dong?”
Jawabannya cukup singkat,”Kalau aku nggak belajar khan risikonya paling nilaiku turun, tapi kalau temanku enggak aku ajarin khan risikonya dia enggak naik kelas khan Ma..”

Ketika saya bertanya kepadanya, apakah nanti kalau bekerja suka dengan hitung-hitungan atau tidak, jawabannya dia tidak mau untuk terjun di bidang yang banyak hitungannya walaupun sebenarnya dia bisa. Tapi setidaknya dia masih mau untuk sekadar hitungan statistik karena itu adalah salah satu alat untuk melakukan penelitian dalam bidang apapun.

Dari beberapa kejadian sehari-hari yang sederhana dan beberapa cerita dari Ibundanya, akhirnya saya menyarankan kepada Ryan dan juga dihadapan Ibundanya, sebaiknya dia mencoba untuk mengambil Jurusan Psikologi saja. Kalau bisa langsung ke Jepang ya bagus, tapi kalau tidak, nanti setelah sarjana di sini, sebaiknya meneruskan ke Jepang untuk mengambil Master dan sekaligus Doktor bila mungkin.

Ketertarikan dan hasrat untuk membantu orang lain dan juga minat yang sangat tinggi untuk terus mempelajari Bahasa Jepang, termasuk kebudayaannya itulah yang membuat saya yakin bahwa dia akan menjadi “seseorang yang hebat” di bidang itu.

Akhirnya, saat ini, Alhamdulillah, dia telah menjadi salah satu Mahasiswa Psikologi di Universitas Indonesia. Doa saya, semoga dia sukses.